Sabtu, 17 Maret 2012

PUISI Sapardi Djoko Damono



Aku Ingin
                                    
Sapardi Djoko Damono

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

 
Sajak Kecil Tentang Cinta
                                                                   
Sapardi Djoko Damono
 
mencintai angin harus menjadi siut
mencintai air harus menjadi ricik
mencintai gunung harus menjadi terjal
mencintai api harus menjadi jilat
mencintai cakrawala harus menebas jarak
mencintaiMu harus menjadi aku



Pada Suatu Hari Nanti
                                                
Sapardi Djoko Damono
pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau takkan kurelakan sendiri

pada suatu hari nanti
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati

pada suatu hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau takkan letih-letihnya kucari


NOKTURNO
               
Sapardi Djoko Damono

KUBIARKAN CAHAYA BINTANG MEMILIKIMU
KUBIARKAN ANGIN YANG PUCAT
DAN TAK HABIS-HABISNYA
GELISAH

TIBA-TIBA MENJELMA ISYARAT, MEREBUTMU
ENTAH KAPAN KAU BISA KUTANGKAP…





Ketika Jari-Jari Bunga Terluka
                                                                    
Sapardi Djoko Damono
 
Ketika Jari-jari bunga terluka
mendadak terasa betapa sengit, cinta kita
cahaya bagai kabut, kabut cahaya
di langit menyisih awan hari ini
di bumi meriap sepi yang purba
ketika kemarau terasa ke bulu-bulu mata

suatu pagi, di sayap kupu-kupu
disayap warna, suara burung
di ranting-ranting cuaca
bulu-bulu cahaya
betapa parah cinta kita
mabuk berjalan diantara
jerit bunga-bunga rekah…

Ketika Jari-jari bunga terbuka
mendadak terasa betapa sengit, cinta kita
cahaya bagai kabut, kabut cahaya
di langit menyisih awan hari ini
di bumi meriap sepi yang purba
ketika kemarau terasa ke bulu-bulu mata



HUTAN KELABU
                           
Sapardi Djoko Damono

kau pun kekasihku
langit di mana berakhir setiap pandangan
bermula kepedihan rindu itu
temaram kepadaku semata
memutih dari seribu warna
hujan senandung dalam hutan
lalu kelabu menabuh nyanyian



Hujan Bulan Juni
                               
Sapardi Djoko Damono

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu


Gadis Kecil
                              
Sapardi Djoko Damono

Ada gadis kecil diseberangkan gerimis
di tangan kanannya bergoyang payung
tangan kirinya mengibaskan tangis
di pinggir padang,ada pohon
dan seekor burung…



DALAM DIRIKU
                                                      
Sapardi Djoko Damono

dalam diriku mengalir
sungai panjang
darah namanya…

dalam diriku menggenang
telaga darah
sukma namanya…

dalam diriku meriak
gelombang suara

hidup namanya…

dan karena hidup itu indah
aku menangis sepuas-puasnya…




DALAM  BIS
                           
Sapardi Djoko Damono

langit di kaca jendela bergoyang
terarah ke mana wajah di kaca jendela
yang dahulu juga
mengecil dalam pesona

sebermula adalah kata
baru perjalanan dari kota ke kota
demikian cepat
kita pun terperanjat
waktu henti ia tiada…