Kamis, 25 Oktober 2012

SEMANTIK

-->
Teks Sastra Lisan Daerah: Sebuah Kajian Semantik
Silvi Restu Suseno (2322110019)

Abstrak
Berbahasa adalah salah satu aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial yang lain, kegiatan berbahasa baru terwujud bila manusia terlibat di dalamnya. Di dalam berbahasa, struktur berbahasa itu penting. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, dalam dunia berkomunikasi terdapat perubahan, pengurangan bahkan penambahan dalam berbahasa itu sudah menjadi kebiasaan umum. Penelitian ini dilandasi oleh pemikiran bahwa lirik lagu merupakan karya sastra yang menggunakan bahasa sebagai media dan mencerminkan kehidupan masyarakat. Obyek penelitian ini adalah teks sastra lisan daerah Serang yang dinyanyikan pada saat menimang anak. Lirik lagu ini sangat terkenal di kalangan masyarakat Serang dan sudah berumur cukup lama, lagu ini biasanya dinyanyikan pada saat santai. Bahasa yang terdapat dalam lagu ini tentunya memiliki makna yang perlu diungkap guna mendapat pemahaman terhadapnya. Pembahasan atau penelitian ini berupa deskripsi dari hasil analisis terhadap teks sastra lisan atau lirik lagu daerah Serang menggunakan pendekatan semantik.
Kata-kata kunci: teks sastra lisan atau lirik lagu daerah Serang, semantik.
Pendahuluan
Bahasa sebagai milik masyarakat tersimpan dalam diri setiap individu dapat bertingkah laku dalam wujud bahasa dan tingkah laku bahasa individu ini dapat berpengaruh luas pada anggota masyarakat yang lain. Manusia sehingga makhluk sosial dalam berinteraksi tidak bisa lepas dari komunikasi antarmanusia yang satu dengan yang lain, sebagai alat komunikasi, bahasa mampu mewakili pesan yang diterima oleh penerima tutur tidak akan sempurna bila tidak ada respon dari orang lain. Dengan memahami fikiran, perasaan dan gagasan orang lain.
            Bahasa merupakan media untuk menyampaikan pesan atau informasi dari satu individu kepada individu lain, baik itu secara lisan maupun tulisan. Pernyataan tersebut sangat benar, satu orang pun tidak ada yang akan membantah dengan pernyataan tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari hampir semua aktifitas kita menggunakan bahasa, baik menggunakan bahasa lisan, bahasa tulisan maupun bahasa tubuh.
            Sumarsono (2007:13) mengemukakan masyarakat itu terdiri dari individu-individu, secara keseluruhan individu saling memengaruhi dan saling bergantung, maka bahasa yang sebagai milik masyarakat juga tersimpan dalam diri masing-masing individu. Setiap individu dapat bertingkah laku dalam wujud bahasa, dan tingkah laku bahasa individual dapat berpengaruh luas pada anggota masyarakat bahasa lain. Oleh karena itu, individu tetap terikat pada aturan permainan yang berlaku bagi semua anggota masyarakat. Bahasa berfungsi di tengah masyarakat dan berupaya menjelaskan kemampuan manusia menggunakan aturan-aturan berbahasa secara tepat dalam situasi-situasi yang bervariasi. Manusia merupakan makhluk sosial, melakukan interaksi, bekerja sama, dan menjalin kontak sosial di dalam masyarakat. Dalam melakukan hal tersebut, manusia membutuhkan sebuah alat komunikasi yang berupa bahasa.
            Bahasa merupakan faktor penting untuk menentukan lancar tidaknya suatu komunikasi. Ketepatan berbahasa tidak hanya berupa ketepatan memilih kata, merangkai kalimat dan juga ketepatan melihat situasi. Artinya seorang pemakai bahasa selalu harus tahu bagaimana menggunakan kalimat yang baik, benar dan harus melihat dalam situasi apa dia berbicara, kapan dia berbicara, dimana dia berbicara, dengan siapa dia berbicara dan untuk tujuan apa dia berbicara.
            Penelitian terhadap suatu bahasa memilki ranah yang luas untuk memperoleh kejelasan dalam penelitian ini maka perlu diketahui bahwa penelitian ini memilih salah satu sub disiplin struktur bahasa, yaitu semantik. Dalam cabang ilmu bahasa semantik merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makna yang berada di luar gramatikal bahasa yang berbeda dengan morfologi dan sintaksis yang berada pada tataran gramatika bahasa. Cakupan semantik sangat luas mencakup semua tataran bahasa, baik kata, frase, klausa, kalimat, paragraf maupun wacana. Dengan demikian, semantik adalah ilmu makna, membicarakan makna bahasa.
            Semantik adalah cabang linguistik yang membahas arti atau makna, baik itu makna leksikal maupun makna gramatikal. Dijelaskan bahwa semantik sebagai ilmu yang mempelajari tentang makna atau arti yang ada pada tatabahasa morfologi, sintaksis maupun leksikon. Semantik dibagi dua antara lain, semantik gramatikal dan semantik leksikal. Oleh karena itu makna gramatikal, makna fungsional, makna struktural, atau makna internal. Makna yang muncul dikarenakan akibat berfungsinya suatu kata dalam kalimat sedangkan makna leksikal yaitu, makna suatu kata terdapat dalam kata yang berdiri sendiri.
            Pateda (2010) berpendapat bahwa semantik merupakan disiplin linguistik yang membahas secara mendalam tentang sistem makna. Melalui objek makna semantik dapat dikaji melalui banyak segi penggunaan teori yang berbeda aliran dalam linguistik. Jadi dengan semantik kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan makna, bagaimanakah wujud makna, apakah jenis makna, apa saja yang berhubungan dengan makna, apakah komponen makna, apakah makna berubah, mengapa makna berubah, apakah setiap kata hanya memiliki satu makna atau lebih, bagaimanakah agar kita mudah memahami sebuah kata, semuanya dapat ditelusuri melalui disiplin ilmu yang disebut dengan semantik.
            Berkaitan dengan objek dalam analisis ini perlu dijelaskan tentang lirik lagu yang berhubungan dengan karya sastra. Bentuk karya sastra sangat beragam, karya sastra dapat berbentuk tulisan seperti puisi, prosa, cerpen dan novel. Kaitannya dengan bentuk, karya sastra juga berhubungan dengan karya seni kadang karya seni menginspirasi karya sastra dan sebaliknya karya sastra melengkapi karya seni seperti drama, lagu-lagu dan teater. Sastra dalam lirik dan drama sering memakai musik. Sastra juga bisa dijadikan sebagai tema untuk seni lukis atau seni musik terutama pada seni tarik suara dan seni musik.
            Penelitian ini menggunakan objek teks sastra lisan atau lirik lagu daerah yang tidak diketahui judulnya. Lirik lagu termasuk dalam genre sastra karena lirik lagu adalah karya sastra utama dari puisi yang berisi curahan perasaan pribadi, susunan kata sebuah nyanyian. Oleh karena itu lirik sama dengan puisi namun disajikan dengan nyanyian yang diiringi oleh musik dan termasuk dalam genre sastra imajinatif.
            Setiap lagu pasti mempunyai tujuan tertentu yang ingin disampaikan kepada masyarakat sebagai pendengarnya. Lirik lagu berisi barisan kata-kata yang dirangkai secara baik dengan gaya bahasa yang menarik oleh komposer dan dibawakan dengan suara merdu supaya dapat dinikmati oleh para pendengar dengan baik. Lirik lagu terbentuk dari bahasa yang dihasilkan dari komunikasi antara pencipta lagu dengan masyarakat penikmat lagu sebagai wacana tulis karena disampaikan dengan media tulis pada sampul albumnya dapat juga sebagai wacana lisan melalui kaset. Lirik lagu merupakan ekspresi seseorang dari dalam batinnya tentang sesuatu hal baik yang sudah dilihat, didengar maupun dialami.
Sastra merupakan unsur yang tidak dapat dihilangkan dalam kehidupan kita. Lewat sastra kita bisa meluapkan perasaan kita, mengungkapkan semua isi hati kita, mencurahkan segala pikiran dan rasa di hati baik sedang sedih, senang, marah, emosi, dan perasaan lainnya. Lewat sastra juga kita bisa menyalurkan ide, gagasan dan pikiran juga pengalaman-pengalaman hidup kita. Bahkan, sastra juga dapat mempengaruhi sistem pemerintahan dan cara seorang pemimpin untuk memimpin negeri dan rakyatnya.
Sastra selain dapat memberikan pelajaran atau pendidikan, juga dapat berperan menjadi media dalam permainan anak contohnya lewat cerita rakyat atau Folklor yang dalam bahasa Inggris disebut Folklore. Folklor terdiri dari tiga jenis yaitu (1) lisan, yang terdiri dari dongeng, tembang/ nyanyian, legenda, mite, dan lain-lain, (2) setengah lisan, terdiri dari tarian yang diiringi nyanyian, wayang golek, wayang kulit, dan lain-lain, (3) bukan lisan, terdiri dari tarian, gambar, ukiran, lukisan, dan lain-lain.
Sastra di nusantara banyak ragam dan bentuknya dan yang pasti sastra itu indah baik dari bahasa, bentuk, dan makna yang terkandung di dalamnya tidak samua sastra mengandung makna yang baik karena ada yang menjadikan sastra sebagai media untuk berbuat kejahatan, contohnya seperti mantera meskipun tidak semua mantera dibuat dengan maksud buruk atau jahat. Sastra yang ada di Indonesia juga banyak, sama seperti daerah dan suku yang ada di Indonesia yang banyak dan setiap daerah atau setiap suku pasti mempunyai sastra yang berbeda dengan daerah atau suku lain, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa ada beberapa sastra yang sama antara daerah/ suku yang satu dengan daerah/ suku yang lain.
Sastra yang akan dikaji atau dibahas kali ini adalah sastra yang berupa teks dari daerah Serang-Banten. Teks ini berupa teks lisan yang dinyanyikan atau ditembangkan, biasanya dinyanyikan saat menimang bayi atau balita yang sedang bermain dan bisa membuat bayi atau balita tersebut tertawa karena merasa geli. Teks ini menggunakan bahasa Jawa, berikut teks/lirik lagu tersebut dengan terjemahannya:
Cip dodol, cip wajit
(mencicipi/ memcoba dodol, mencicipi wajit)
Cip gula lan kelepeu
(mencicipi gula dan kelapa)
Didokou ning padaringan
(disimpan di tempat beras)
Dirubung semut gateul
(dirubung semut gatal)
(kemudian bayi/ balita tersebut dikelitik-kelitik atau dibuat  merasa geli sehingga tertawa)
Teks diatas merupakan teks yang digunakan untuk membuat bayi/ balita tertawa dan merasa gembira, biasanya dilakukan saat sedang bersantai dan berkumpul. Teks ini sudah digunakan secara turun-temurun dari jaman dahulu hingga sekarang khususnya di daerah Serang, tetapi sudah jarang orang yang menyanyikan teks ini apalagi di kota. Orang atau masyarakat yang masih menyanyikan lagu ini masih bisa ditemukan di perkampungan di daerah Serang. Tapi mungkin, di kotapun masih bisa ditemukan meski sudah jarang karena di kota anak-anak diperkenalkan dengan lagu-lagu barat yang beraliran classic dan cerita-cerita modern. Cara ini dapat membuat bayi/ balita menjadi riang, gembira, ceria, dan tidak murung. Karena seorang anak yang masa kecilnya ceria akan tumbuh menjadi anak yang mudah berinteraksi dengan dunia luar, tetapi sebaliknya, anak yang masa kecilnya murung, tidak/ kurang ceria akan sulit berinteraksi.
Tetapi kegunaan sastra tidak hanya sampai di sini, sastra juga dapat memberi gambaran tentang cerita jaman dahulu seperti perjuangan, kepahlawanan, kesenian, cerita/ dongeng atau legenda Istana/ kayangan atau kerajaan-kerajaan, tentunya dengan jenis sastra yang berbeda dan beragam pula. Jadi, lewat sastra kita dapat menggali informasi dan menambah pengetahuan kita tentang sejarah, adat istiadat daerah, kebiasaan masyarakat, kesenian, dan pengetahuan lain yang terkandung dalam sastra itu sendiri, tentunya lewat bentuk sastra yang beragam. Selain itu sastra yang ada di Nusantara ini seharusnya dilestarikan, dijaga dengan baik agar tidak hilang karena jaman yang semakin maju dan modern. Selain itu ada juga makna-makna yang terkandung dalam lirik lagu ini.
Makna Asosiatif dalam Teks/Lirik Lagu Daerah
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dipaparkan penjelasan mengenai makna asosiatif dalam lirik lagu ini. Berikut deskripsi hasil analisis makna asosiatif yang terdapat dalam lirik lagu ini
Cip dodol, cip wajit
(mencicipi/ memcoba dodol, mencicipi wajit)
Cip gula lan kelepeu
(mencicipi gula dan kelapa)
Didokou ning padaringan
(disimpan di tempat beras)
Dirubung semut gateul
(dirubung semut gatal)
            Berdasarkan data di atas dapat ditentukan kata mencicipi pada baris pertama dan kedua memiliki makna menjilat dan mengecap makanan untuk mengetahui rasanya. Kata mencicipi memiliki asosiasi merasakan atau mengalami. Dapat ditarik simpulan bahwa kata mencicipi memiliki kiasan yang mengarah pada sebuah atau sesuatu hal dirasakan dan dialami. Sebuah atau sesuatu hal di sini maksudnya sesuatu yang bersifat menyenangkan, baik, berguna yang diibaratkan dengan sesuatu yang manis seperti dodol, wajit, gula, dan kelapa.
            Pada baris ketiga terdapat kata disimpan di tempat beras, maksud di sini bukan menyimpan beras di tempat penyimpanan beras, tapi kita harus menyimpan atau memiliki hal atau sifat yang baik pada diri kita. Contohnya sifat riang, sabar, menyenangkan, baik hati, suka menolong. Pada baris keempat, dirubung semut gatal maksudnya jika kita memiliki sifat-sifat yang baik seperti maksud pada baris ketiga, maka kita akan disenangi oleh banyak orang dan memiliki banyak teman. Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dalam lirik lagu ini menggunakan makna kiasan dalam menyampaikan pesan atau amanat. Adapun makna kias dalam lirik ini adalah kata mencicipi, dodol, wajit, gula, kelapa, disimpan ditempat beras, dan dirubung semut.
Makna Stilistik dalam Lirik Lagu
            Rangkaian kata-kata dan kalimat dalam bait lirik lagu berbentuk majas perumpamaan. Berupa cerita atau pesan untuk menjadi orang yang baik dan menyenangkan. Maksud dari cerita yang disampaikan ringkas dan padat serta sarat makna stilistik.
Makna Afektif dalam Lirik Lagu
            Makna afektif yang muncul akibat reaksi pendengar atau pembaca terhadap penggunaan bahasa, setelah mendengar lirik lagu ini dinyanyikan, maka akan dirasakan makna afektif di antaranya, ajakan kepada pendengar untuk menjadi orang yang selalu bersikap baik, ramah, ceria, dan menyenangkan agar disenangi banyak orang.

Makna Kolokatif dalam Lirik Lagu
            Makna kolokatif terwujud dalam kata-kata yang digunakan pengarang untuk menunjukkan sesuatu yang baik akan disenangi orang. Lirik lagu ini berhubungan dengan kehidupan manusia secara pribadi dan uviversal.
Makna Konotatif dalam Lirik Lagu
            Makna konotatif berupa makna yang digunakan untuk mengacu bentuk atau makna lain yang terdapat di luar makna leksikalnya. Lirik lagu ini penuh dengan makna konotatif, hampir dalam setiap barisnya merupakan acuan terhadap makna lain diluar makna leksikalnya, seperti yang telah dijelaskan pada bagian awal mengenai makna asosiasi.
Penutup
            Berdasarkan analisis terhadap teks sastra lisan atau lirik lagu daerah Serang dengan pendekatan semantik khususnya jenis semanti asosiatif, dapat disimpulkan bahwa dalam lirik lagu ini terdapat makna kias, makna konotatif, makna kolokatif, makna afektif. Makna kias terdapat dalam kata mencicipi, dodol, wajit, gula, kelapa, disimpan ditempat beras, dan dirubung semut.
Makna stilistik berupa perumpamaan, sebuah cerita atau pesan untuk berperilaku baik dan menyenangkan. Makna konotatif hampir terdapat dalam setiap baris lirik lagu, kata-kata maupun kalimatnya yang menceritakan tentang ajaran hidup sebagai pegangan dalam mencapai kebahagiaan.



DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Djajasudarma, Fatimah. 2009. Semantik 1 Makna Leksikal dan Gramatikal.            Bandung: PT Refika Aditama.
Luxemburg, Jan van, Mike Bal, dan Willem G. Weststeijn. 1991. Tentang Sastra. Jakarta: Intermasa.
Subuki, Makyun. 2011. Semantik Pengantar Memahami Makna Bahasa.    Jakarta: Transpustaka.
Sumarsono. 2007. Pengantar Semantik. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

BAHASA DUNIA KESEHATAN DI MASYARAKAT


A.    Latar Belakang
Bahasa merupakan alat atau media yang digunakan untuk berkomunikasi. Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan bermacam-macam pikiran dan perasaan kepada orang lain. Dengan bahasa pula manusia dapat mewarisi dan mewariskan semua pengalaman dan pengetahuannya. Bahasa memang memegang peranan yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Manusia bisa berbahasa melalui dua proses yaitu, proses pemerolehan dan proses pembelajaran.
Berbahasa adalah salah satu aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial yang lain, kegiatan berbahasa baru terwujud bila manusia terlibat di dalamnya. Sosiolinguistik sebagai suatu disiplin ilmu linguistik yang saat ini sudah mulai populer di sebagian masyarakat Indonesia, meskipun hanya secara umum tentang sosiolinguistik itu sendiri.
Sosiolinguistik adalah cabang linguistik yang mengkaji hubungan antara bahasa dan masyarakat penuturnya. Ilmu ini merupakan kajian kontekstual terhadap ragam penggunaan bahasa masyarakat dalam sebuah komunikasi yang alami. Ragam dalam kajian ini merupakan masalah pokok yang dipengaruhi atau memengaruhi perbedaan aspek sosiokultural dalam masyarakat. Ragam bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan disebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Menurut Halliday, ragam bahasa dapat dibedakan berdasarkan pemakai (dialek) dan pemakaian (register).
Makalah ini akan mencoba untuk memaparkan tentang register. Register adalah pemakaian bahasa yang dihubungkan dengan pekerjaan seseorang (Mansoer Pateda, 1987:64). Menurut Abdul Chaer, ragam bahasa dialek fungsional berdasarkan bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan atau bidang apa. Misalnya bidang yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bahasa dunia kesehatan.

B.     Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, adalah:
1.      Apa pengertian register?
2.      Apa saja jenis ragam bahasa register?
3.      Apa pengertian register: bahasa kesehatan?
4.      Bagaimana bahasa dunia kesehatan di masyarakat?

C.    Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini, adalah:
1.      Mengetahui pengertian register.
2.      Mengetahui jenis ragam bahasa register.
3.      Mengetahui pengertian register: bahasa kesehatan.
4.      Mengetahui bahasa dunia kesehatan di masyarakat.

A.    Pengertian Register
Sosiolinguistik adalah cabang linguistik yang mengkaji hubungan antara bahasa dan masyarakat penuturnya. Ilmu ini merupakan kajian kontekstual terhadap ragam penggunaan bahasa masyarakat dalam sebuah komunikasi yang alami. Ragam dalam kajian ini merupakan masalah pokok yang dipengaruhi atau memengaruhi perbedaan aspek sosiokultural dalam masyarakat. Ragam bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan disebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen.
   Dalam hal ragam bahasa ini ada dua pandangan. Pertama, ragam itu dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. Jadi, ragam bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Kedua, ragam bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Kedua pandangan ini dapat saja diterima ataupun ditolak. Yang jelas, ragam bahasa itu dapat diklasifikasikan berdasarkan adanya keragaman sosial dan fungsi kegiatan di dalam masyarakat sosial. Namun, Halliday membedakan ragam bahasa berdasarkan pemakai (dialek) dan pemakaian (register).
Menurut Nababan (1984), ragam bahasa yang berkenaan dengan pengunaannya, pemakaiannya, atau fungsinya disebut fungsiolek. Sedangkan menurut Abdul Chaer, ragam bahasa tersebut disebut register. Register adalah pemakaian bahasa yang dihubungkan dengan pekerjaan seseorang (Mansoer Pateda, 1987:64).
Menurut Abdul Chaer, ragam bahasa dialek fungsional berdasarkan bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan atau bidang apa. Misalnya, bidang sastra jurnalistik, militer, pertanian, pelayaran, perekonomian, perdagangan, pendidikan, dan kegiatan keilmuan. Ragam bahasa berdasarkan bidang kegiatan ini yang paling tampak cirinya adalah dalam bidang kosakata. Setiap bidang kegiatan ini biasanya mempunyai sejumlah kosakata khusus atau tertentu yang tidak digunakan dalam bidang lain.

B.     Jenis-Jenis Ragam Bahasa Register
Register adalah pemakaian bahasa yang dihubungkan dengan bidang pekerjaan. Misalnya dalam bidang sastra jurnalistik, militer, pertanian, kesehatan, pelayaran, perekonomian, perdagangan, pendidikan, kegiatan keilmuan dan bidang pekerjaan lainnya.
·         Pada ragam bahasa jurnalistik mempunyai ciri tertentu, yakni bersifat sederhana, komunikasi, dan ringkas. Sederhana karena harus dipahami dengan mudah; komunikasi karena jurnalistik harus menyampaikan berita secara tepat, dan ringkas karena keterbatasan ruang (dalam media cetak), dan keterbatasan waktu (dalam media elektronika). Dalam bahasa Indonesia ragam jurnalistik ini dikenal dengan sering ditanggalkannya awalan me- atau awalan ber- yang di dalam ragam bahasa baku harus digunakan. Umpamanya kalimat, “gubernur tinjau daerah banjir”: (dalam bahasa baku berbunyi, “gubernur meninjau daerah banjir”).
Contoh:
-          Areal yang selama ini semraut dan tidak sedap dipandang mata ini akan dijadikan kawasan yang memadukan antara sarana transportasi unggulan dan sentra perniagaan.
-          Lima perampok gagal bobol ATM.
-          Baru dua jam kerja, PRT larikan bayi.
-          Panwaslu dan KPU DKI beda pendapat.
·         Pada ragam bahasa militer dikenal dengan cirinya yang ringkas dan bersifat tegas, sesuai dengan tugas dan kehidupan kemiliteran yang penuh dengan disiplin dan instruksi. Ragam militer di Indonesia dikenal dengan cirinya yang memerlukan keringkasan dan ketegasan yang dipenuhi dengan berbagai singkatan dan akronim. Bagi orang di luar kalangan militer, singkatan dan akronim itu memang seringkali sukar dipahami, tetapi bagi kalangan militer itu sendiri tidak menjadi persoalan.
Contoh akronim:
-          Kopassus (Komando Pasukan Khusus)
-          Brimob (Brigade Mobil)
-          Kodam (Komando Daerah Militer
-          Letkol (Letnan Kolonel
-          Lettu (Letnan Satu)
-          Lettda (Letnan Dua)
Contoh kalimat:
-          Seraaaaang!!!
-          Siap Komandan!!!
-          Hormat senjata!!!
·         Sedangkan ragam bahasa ilmiah yang juga dikenal dengan cirinya yang lugas,  jelas, dan bebas dari keambibiguan, serta segala macam metafora dan idiom. Bebas dari segala keambiguan karena bahasa ilmiah harus memberikan informasi keilmuan secara jelas, tanpa keraguan akan makna, dan terbebas dari kemungkinan tafsiran makna yang berbeda. Oleh karena itulah, bahasa ilmiah tidak menggunakan segala macam metafora dan idiom.
Contoh:
-          Sosiolinguistik adalah cabang linguistik yang mengkaji hubungan antara bahasa dan masyarakat penuturnya.
-          Kalimat efisien adalah kalimat yang padat isi, bukan padat kata. Artinya, kalimat itu hanya menggunakan kata dalam jumlah sedikit tetapi dapat menyampaikan informasi secara tepat dan jelas.





C.    Register: Bahasa Kesehatan
Bahasa kesehatan sebagian besar berasal dari bahasa asing, kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia meski tidak seluruhnya karena penerjemahan bahasa itu tidak mudah. Istilah-istilah dunia kesehatan sebagian besar berasal dari bahasa Yunani purba dan bahasa Latin; sebagian kecil dari bahasa Jerman, Prancis, dan Inggris. Istilah yang berasal dari bahasa Belanda pun ada juga beberapa, dari bahasa kita sendiri (bahasa Indonesia) pun ternyata sudah ada.
Bahasa kesehatan dalam kenyataannya tidak terlalu banyak digunakan oleh masyarakat karena sifat bahasa kesehatan adalah keilmuan, sehingga tidak lazim digunakan dalam keseharian masyarakat. Walaupun ada yang menggunakan bahasa tersebut tetapi bahasa kesehatan yang digunakan masih bahasa yang sederhana dan tidak banyak. Misalnya bahasa atau istilah kesehatan yang banyak digunakan masyarakat adalah diabetes, hipertensi, obesitas, leukemia, anemia, phobia, dan masih banyak lagi.
Contoh:
-          Untuk meredakan nyeri dan demam: pilihlah obat yang mengandung asetaminofen ditambah dengan aspirin.
-          Estrogen mampu mencegah kanker usus besar.
-          Vitamin D dapat meningkatkan produksi molekul cathelicidin, yang mampu membunuh bakteri penyebab tuberculosis (TB).
-          Allicin yang terkandung pada setiap butir bawang putih dapat mencegah perluasan kanker pada dinding perut.


Analisis Masalah
Dalam tiap-tiap ilmu pengetahuan banyak sekali dipergunakan orang kata-kata yang mempunyai arti yang khas dalam ilmu pengetahuan itu dan kebanyakan istilah itu berasal dari bahasa asing. Di antara berbagai ilmu pengetahuan, ilmu kesehatan yang lebih banyak memakai istilah yang berasal dari bahasa asing itu.
            Bukan ahli-ahli kesehatan saja yang harus mahir mempergunakannya, tapi masyarakat juga perlu mengetahui istilah-istilah dunia kesehatan. Istilah-istilah dunia kesehatan sebagian besar berasal dari bahasa Yunani purba dan bahasa Latin; sebagian kecil dari bahasa Jerman, Prancis, dan Inggris. Istilah yang berasal dari bahasa Belanda pun ada juga beberapa, dari bahasa kita sendiri (bahasa Indonesia) pun ternyata sudah ada.
            Perlunya bahasa kesehatan dapat dimengerti oleh masyarakat, agar masyarakat itu mengerti istilah-istilah yang dikatakan oleh dokter seperti nama penyakit, pengobatan/terapi, obat-obatan atau istilah-istilah lainnya. Dengan mengetahui istilah-istilah kesehatan, meskipun hanya sedikit tetapi itu sudah cukup membantu masyarakat untuk memgambil langkah yang cepat dan tepat.
            Memang ada beberapa istilah-istilah kesehatan yang menggunakan bahasa Indonesia dan ada juga istilah-istilah kesehatan yang menggunakan bahasa asing yang sudah tidak asing dan sudah diketahui masyarakat, tetapi tidak semua orang mengetahui arti dari istilah tersebut. Misalnya, tidak semua orang mengetahui apa itu “acetaminophen”, tetapi kebanyakan orang lebih mengenal obat pereda nyeri dan demam itu dengan nama “paracetamol”. Ada juga penyakit hemoroid yang lebih dikenal dengan wasir/ambeien.
            Ada juga istilah yang sudah banyak diketahui oleh masyarakat, tapi masyarakat tidak mengetahui kandungan dan efeknya salah satu contohnya adalah zat yang terkandung dalam bumbu penyedap makanan yang sering digunakan untuk memasak atau yang terkandung dalam makanan ringan yang dijual di warung atau supermarket, zat tersebut sering disebut MSG (monosodium glutamat). Penggunaan MSG dalam makanan memang akan memberikan rasa yang enak, tetapi penggunaan MSG yang berlebihan akan menimbulkan penyakit seperti penyakit amandel. Ada juga zat yang terkandung dalam produk pembersih rumah tangga (pembersih lantai, kaca) yang berbahaya dan akan memicu asma, yaitu monoethanolamine atau yang lebih dikenal dengan aerosol. Cacar air, penyakit ini memang sudah tidak asing lagi di masyarakat dan semua orang pasti tahu penyakit ini. Tetapi, tidak semua mengetahui bahwa cacar air dapat menyebabkan penyakit lain. Cacar air pada anak kecil dapat menyebabkan penyakit herpes yang disebabkan virus varicella. Sedangkan, cacar air pada orang dewasa dapat menyebabkan penyakit hepatitis, pneumonia, dan gagal jantung.
            Dewasa ini banyak juga istilah yang sudah tidak asing lagi di masyarakat bahkan menjadi sebuah tren misalnya phoby/fobia, shopaholic, hipersomnia, detoksifikasi (detoks) dan masih banyak lagi. Phoby/fobia adalah rasa takut abnormal pada berbagai keadaan dan benda. Shopaholic adalah suatu penyakit mental atau kejiwaan tentang pemuasan hati dengan berbelanja (shopping). Sedangkan, hipersomnia adalah penyakit terlalu banyak  tidur. Detoksifikasi (detoks) adalah proses mengeluarkan toksin yang ada di dalam tubuh.
            Tetapi banyak istilah kesehatan yang masih belum diketahui atau masih terdengar awam di telinga masyarakat, misalnya penyakit emphysema/emfisema paru, aneurisma, ensefalitis, meningitis, dan palpasi. Emfisema paru adalah pelebaran dan pecahnya gelembung-gelembung paru secara abnormal. Aneurisma adalah kalainan dari pembuluh darah yang pada bagian tertentu mengalami penggelembungan (pelebaran ddan penipisan dinding pembuluh darah). Ensefalitis adalah peradangan akut di otak langsung, yang disebabkan oleh virus, bakteri atau komplikasi dari penyakit lain seperti rabies dan sifilis. Meningitis adalah radang membrane pelindung (selaput) sistem saraf pusat, penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu. Sedangkan, palpasi adalah cara pemeriksaan yang dilakukan dengan meraba.
            Pentingnya mengetahui tentang istilah-istilah kesehatan seperti nama penyakit, obat-obatan, zat-zat, penyebab penyakit dan lain-lainnya, agar masyarakat dapat mengambil tindakan yang tepat sebelum ditangani oleh dokter. Jadi, istilah-istilah kesehatan juga harus dipahami masyarakat, bukan hanya orang-orang yang bekerja di bidang kesehatan saja. Agar masyarakat dapat mengetahui istilah-istilah kesehatan, masyarakat dapat bertanya pada orang-orang yang bekerja di bidang kesehatan seperti dokter dan perawat, tetapi tidak perlu memiliki kamus kesehatan/kedokteran karena harganya cukup mahal, cukup membaca buku dan majalah kesehatan, serta rajinlah menanyakan pada orang yang ahlinya.

Simpulan
Dalam tiap-tiap ilmu pengetahuan banyak sekali dipergunakan orang kata-kata yang mempunyai arti yang khas dalam ilmu pengetahuan itu dan kebanyakan istilah itu berasal dari bahasa asing. Di antara berbagai ilmu pengetahuan, ilmu kesehatan yang lebih banyak memakai istilah yang berasal dari bahasa asing itu.
            Bukan ahli-ahli kesehatan saja yang harus mahir mempergunakannya, tapi masyarakat juga perlu mengetahui istilah-istilah dunia kesehatan. Istilah-istilah dunia kesehatan sebagian besar berasal dari bahasa Yunani purba dan bahasa Latin; sebagian kecil dari bahasa Jerman, Prancis, dan Inggris. Istilah yang berasal dari bahasa Belanda pun ada juga beberapa, dari bahasa kita sendiri (bahasa Indonesia) pun ternyata sudah ada.
            Memang ada beberapa istilah-istilah kesehatan yang menggunakan bahasa Indonesia dan ada juga istilah-istilah kesehatan yang menggunakan bahasa asing yang sudah tidak asing dan sudah diketahui masyarakat, tetapi tidak semua orang mengetahui arti dari istilah tersebut. Misalnya, tidak semua orang mengetahui apa itu “acetaminophen”, tetapi kebanyakan orang lebih mengenal obat pereda nyeri dan demam itu dengan nama “paracetamol”. Ada juga penyakit hemoroid yang lebih dikenal dengan wasir/ambeien.
            Ada juga istilah yang sudah banyak diketahui oleh masyarakat, tapi masyarakat tidak mengetahui kandungan dan efeknya salah satu contohnya adalah zat yang terkandung dalam bumbu penyedap makanan yang sering digunakan untuk memasak atau yang terkandung dalam makanan ringan yang dijual di warung atau supermarket, zat tersebut sering disebut MSG (monosodium glutamat). Ada juga zat yang terkandung dalam produk pembersih rumah tangga (pembersih lantai, kaca) yang berbahaya dan akan memicu asma, yaitu monoethanolamine atau yang lebih dikenal dengan aerosol.
            Dewasa ini banyak juga istilah yang sudah tidak asing lagi di masyarakat bahkan menjadi sebuah tren misalnya phoby/fobia, shopaholic, hipersomnia, detoksifikasi (detoks) dan masih banyak lagi. Tetapi banyak istilah kesehatan yang masih belum diketahui atau masih terdengar awam di telinga masyarakat, misalnya penyakit emphysema/emfisema paru, aneurisma, ensefalitis, meningitis, dan palpasi.
            Pentingnya mengetahui tentang istilah-istilah kesehatan seperti nama penyakit, obat-obatan, zat-zat, penyebab penyakit dan lain-lainnya, agar masyarakat dapat mengambil tindakan yang tepat sebelum ditangani oleh dokter. Jadi, istilah-istilah kesehatan juga harus dipahami masyarakat, bukan hanya orang-orang yang bekerja di bidang kesehatan saja. Agar masyarakat dapat mengetahui istilah-istilah kesehatan, masyarakat dapat bertanya pada orang-orang yang bekerja di bidang kesehatan seperti dokter dan perawat, tetapi tidak perlu memiliki kamus kesehatan/kedokteran karena harganya cukup mahal, cukup membaca buku dan majalah kesehatan, serta rajinlah menanyakan pada orang yang ahlinya.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Hudson, R.A. 1988. Sosiolinguistik. Bandung: Yayasan Amal Keluarga.
Majalah Kesehatan Keluarga Dokter Kita. Edisi 3-Thn IV-Maret 2009.
Nababan, P.W.J. 1984. Sosiluingistik Suatu Penghantar. Jakarta: Gramedia.
Pateda, Mansoer. 1987. Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa.
Prevention Indonesia. Edisi Agustus 2008.
                   . Edisi September 2008.
                    . Edisi November 2008.
Ramali, Ahmad, dkk. 2005. Kamus Kedokteran. Jakarta: Imagraph.