Aku belajar dari dua
hal yaitu rasa sakit dan ikhlas. Rasa sakit adalah apa yang dirasakan saat keadaan
sakit atau saat dihadapkan dalam keadaan yang tidak nyaman. Sedangkan, ikhlas
adalah menerima dengan sepenuh hati tanpa mengeluh dan penuh pertanyaan yang
diakhiri tanda tanya sangat besar. Ikhlas itu sulit, sangat sulit dilakukan
karena biasanya ikhlas itu berhadapan dengan hal yang tidak menyenangkan, tidak
diinginkan, dan sakit. Di sinilah benang merah antara rasa sakit dengan
bersikap ikhlas saat sakit–sakit apa pun itu harus tetap ikhlas.
Ada sebuah kisah
yang membuat pandanganku berubah, bahwa sakit tidak membuat segalanya berakhir
dan juga tidak membuat dunia berhenti berputar. Diberi sakit, harus tetap
bersyukur karena Tuhan kita–Allah SWT. berarti menyayangi dan sedang memberi
perhatian-Nya. Jangan menganggap ini semua adalah musibah, tapi anggaplah semua
ini adalah proses mendekatkan diri pada Sang Pencipta.
Satu lagi yang
membuatku untuk belajar ikhlas pada suratan takdir. Sebuah pesan terakhir dari
seorang yang berhati besar menghadapi sakit dan kesakitan yang kini telah tiada
karena sakit yang dideritanya. Katanya ini bukanlah hal yang harus
dipertanyakan, ini adalah nikmat yang harus disyukuri, ini adalah proses untuk
menjadi lebih baik dan lebih ikhlas dengan apa yang digariskan oleh Allah SWT..
Yakin dalam hati, ini adalah yang terbaik setelah apa yang telah diperoleh
selama kehidupan yang begitu sempurna. Ikhlas adalah yang terbaik dan terindah.
Ada juga yang
bilang, jika Allah SWT. memberikan sakit itu adalah rasa cinta yang Dia
berikan. Sakit akan mengurangi dosa dan menambah pahala. Tapi, entah seperti
apa proses yang terjadi antara sakit dengan dosa dan pahala tersebut, aku belum
tahu dan memahami lebih dalam. Semoga saja itu semua benar, amin.
Rasa sakit dan
keikhlasan yang aku lihat di mata itu, saat terakhir matanya tak pernah terbuka
lagi untuk selamanya. Aku merasakan itu–rasa sakit yang begitu menyiksa, rasa
sakit yang akhirnya membuat dia pergi meninggalkan kami. Saat itulah aku
merasakan sakit, sakit yang tak tertahan. Aku terluka saat dia pergi, masih ada
ketidakrelaan saat itu. Terlarut dalam rasa sesal dan penuh tanda tanya pada
Tuhan, sekian waktu yang panjang.
Pendek cerita, aku tersadar bahwa semua ini
mungkin adalah yang terbaik, ada rencana indah yang telah dipersiapkan pada
akhirnya. Ya, ikhlas adalah yang masih dan harus kupelajari dan kulakukan. Ikhlas
untuk menghadapi apapun dan kapan pun.
InsyaAllah semua keikhlasan itu akan berbuah manis kelak nanti dan rasa sakit yang kita ihklaskan itu akan menjadi "vitamin" bagi kita saat berkumpul di padang mashyar
BalasHapusInsyaAllah